Thursday, August 19, 2010

Yesus Tersenyum Kepada Anda


Hal yang paling penting dalam hidup Anda adalah ketika Anda melihat Tuhan Yesus tersenyum pada Anda! Kemudian senyuman itu keluar dari wajah Anda dan orang-orang di sekitar Anda! Apakah Anda melihat Tuhan Yesus tersenyum pada Anda? Apakah Anda pernah berhenti untuk memikirkan hal ini dan tersenyumlah sebagai apresiasi Anda untuk balas senyuman Tuhan itu?

Sebuah senyuman adalah doa yang berkuasa! Senyuman, benar-benar, dapat membantu Anda untuk mengatasi putus asa, rasa cemas, frustrasi, kesepian, atau kebosanan! Yesus menyambut Anda untuk mendekat. Dia tertarik pada perasaan Anda dan apa yang Anda lakukan, ia senang mengenal Anda dan menjadi Teman Anda. Dan memiliki Tuhan yang berkuasa sebagai Teman Anda adalah berkat yang terbaik dalam hidup Anda!

Tuhan Yesus membuka hatinya kepada Anda. Dia ingin mendukung Anda dan membimbing Anda di jalan kehidupan bersama dengan dia. Ikutlah Tuhan Yesus dan temukan bahwa, ANDA adalah murid Yesus yang dikasihi! Ketika Anda menjalani hidup Anda, ingatlah bahwa senyuman Anda adalah sebuah doa. Satu senyuman, satu doa. Tersenyumlah karena Tuhan berkenan atas hidup Anda dan bergembiralah karena Tuhan (terinspirasi oleh Mazmur 18:19, 37:4, 23).

Tariklah napas (sambil tersenyum), "Yesus berkenan kepada saya ..."
 Keluarkan napas (masih tersenyum), "Saya senang di dalam kamu Tuhanku."
Cobalah selama beberapa menit sekarang, perlahan dan dengan lembut lakukan secara berulang-ulang. Ini mungkin tampak seperti hal kecil tapi bisa membuat membantu Anda untuk melakukan segala sesuatu bersama dan untuk Yesus dan tersenyumlah dengan sukacita Tuhan!
your ad here

Kemerdekaan Sejati di Dalam Kristus


Jika Anda mendengar kata 17 Agustus apa yang terlintas dalam benak Anda? Mungkin perlombaan balap karung, panjat pinang, atau upacara bendera.

Semua itu benar, namun satu kata yang pada hari ini ingin kita renungkan bersama adalah “KEMERDEKAAN.”
Jika kita hari ini bisa menikmati kebebasan berpendapat, melakukan ibadah tanpa takut tekanan, dan bisa memilih wakil rakyat yang kita inginkan untuk duduk di bangku pemerintahan, itu adalah buah-buah dari kemerdekaan.  Hal tersebut pun tidak terwujud dalam sekejab. Dari masa proklamasi Indonesia, hingga hari ini Indonesia masih berjuang tahap demi tahap. Di setiap tahap, ada orang-orang yang berkorban dan berjuang untuk mewujudkan mimpi mereka tentang Indonesia yang merdeka.

Hal tersebut adalah gambaran dari kemerdekaan kita sebagai sebuah bangsa, namun sebagai seorang pribadi setiap orang yang percaya, telah dimerdekakan dari dosa melalui pengorbanan Yesus Kristus di kayu Salib. Roma 8: 1-2 menyatakan:
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada di dalam Kristus Yesus. Roh, yang memberi hidup telah memerdekakan kamu dalam Kristus dari hukum dosa dan hukum maut.”

Pertempuran melawan dosa dan maut telah Yesus Kristus menangkan, agar kita bisa menikmati kemerdekaan yang sejati di dalam Dia. Namun, bukan berarti setelah itu selesai. Sama seperti bangsa Indonesia, setelah bangsa ini diproklamirkan bukan berarti pekerjaan selesai. Rakyat Indonesia harus membangun bangsanya menjadi bangsa yang kuat. Bangsa yang memiliki nilai-nilai luhur dan menjadi kuat dalam setiap aspek.

Sebagai anak Allah yang telah dimerdekakan di dalam Yesus Kristus, kita harus mengisi kemerdekaan yang telah kita terima untuk menghasilkan buah-buah bagi Kristus.

Sama seperti bendera merah putih yang mengingatkan bahwa kita telah merdeka, demikian juga setiap kali kita memperingati pengorbanan Yesus melalui perjamuan kudus. Daging dan darah Kristus yang dilambangkan melalui roti dan anggur adalah sebuah peringatan bahwa kita telah dimerdekakan dari dosa.

Di hari kemerdekaan ini, mari kita ingat bahwa kita bukan hanya telah bebas dari penjajah namun juga telah bebas dari kutuk dosa dan maut. Dan sebuah kewajiban bagi kita  untuk memberitakan kabar kemerdekaan ini kepada semua orang, agar mereka tidak di perdaya oleh tipu daya dosa, namun dapat merasakan hidup dalam kemerdekaan yang sejati dalam Yesus Kristus.
your ad here

Kasih Tuhan Membuatku Mengampuni

Setelah menikah tak setetespun kebahagiaan yang ia rasakan. Ia melalui hari-harinya bersama seorang suami yang kejam dan otoriter. Hanya penderitaan dan caci maki yang ia terima. Hanya karena salah masak, ia menerima tamparan dari suaminya. Ia tidak bisa melampiaskan amarahnya pada suaminya karena suaminya akan lebih marah. Ia hanya bisa memendamnya dalam hati.
Ditengah dirinya yang merasa teraniaya, ia harus tetap melayani suaminya walaupun bukan berdasarkan rasa cinta. Suaminya selalu memukul. Tetapi sesakit apapun ia tidak menjerit, ia hanya menangis. Karena ia malu bila didengar tetangga. Pernah suatu hari ia dicambuk memakai ikat pinggang karena tidak mau melayani suaminya. Badannya memar dan tidak dapat bergerak karena terlalu sakit.

Semakin lama kebiadaban suaminya semakin nampak. Hanya karena ia tidak sempat membersihkan kertas-kertas yang menjadi mainan anak-anaknya, ia dimarahi suaminya. Suaminya menyuruhnya memakan semua kertas-kertasnya, dan menodongkan golok ke leher Yun In. Yun In pasrah. Akhirnya suaminya tidak jadi membacoknya.

Bukan hanya Yun In, tetapi anak-anaknya pun menjadi korban kekejaman ayahnya. Pada suatu hari mereka sekeluarga ingin pergi makan malam bersama keluar, Ay chen, salah satu dari anaknya tidak ikut. Lalu akhirnya Ay Chen tinggal dirumah. Pada saat mereka pulang Ay Chen terlalu lama membukakan pintu. Akhirnya Ay Chen ditampar dan di bilang pelacur.

Walaupun ia mengalami banyak tekanan, cacian, makian dan perlakuan kasar ia tetap sabar dan tidak pernah menyesal akan pernikahannya sejak tahun 1970 Itu. Hal yang paling menyakitkan adalah karena ternyata suaminya telah menikahi perempuan lain di Batam dan berniat membawa istri barunya itu tinggal bersama-sama dengan mereka. Yun In tidak setuju dan meminta cerai. Karena suaminya tidak ingin menceraikan, akhirnya suaminya tidak jadi membawa istri barunya itu.
Karena kesulitan keuangan suaminya menyuruh Yun In untuk bekerja di Kali Jodo sebagai pelacur. Yun In tidak setuju, akhirnya ia pun mendapat pukulan dari suaminya. Setelah itu ia mulai menyadari bahwa ia terlalu tersiksa dengan perlakuan suaminya. Ia juga akhirnya harus mengurus anak dari istri baru suaminya.

Akhirnya pada suatu hari kondisi kesehatan suaminya mengalami penurunan. Karena kebenciannya Yun In mengusir suaminya dan mengungkapkan kemarahannya bahwa ia tidak akan pernah memaafkan suaminya bahkan sampai liang kubur.
Suami Yun In tinggal dipinggir jalan sampai pada suatu saat kondisinya semakin lemah. Akhirnya Yun In membawa suaminya pulang. Pada saat dirumah, mereka mendapatkan kunjungan dari teman-temannya. Itulah sat pertama kalinya suami Yun In mengucapkan kata maaf karena telah menyiksa dan memukul Yun In. merekapun didoakan. Walaupun kaget, Yun In merasa iba dan bisa mengucapkan kata pengampunan, tetapi masih menyimpan benci dalam hati.

Ditengah kebencian yang belum padam, anak-anak Yun In tetap berusaha untuk berada disamping ayah mereka yang semakin kritis. Mereka berdoa supaya Tuhan mengampuni kesalahan papa mereka.

Sepeninggal sang suami, Yun In dan anak-anaknya belum sepenuhnya memaafkan sang ayah. Pada kesempatan yang berbeda terjadi sesuatu yang luar biasa dalam hidup keluarga Yun In. Yun In berdoa untuk dipulihkan dan mengampuni suaminya. Setelah itu Yun In merasakan damai sejahtera yang luar biasa. Ay Chen, sang anak berdoa untuk bisa mengampuni ayahnya. Dan dalam doanya ia melihat ayahnya menangis, lalu setelah ia melepaskan pegampunan, ia melihat ayahnya tersenyum.
"Seandainya papa saya masih bisa denger, saya ingin bilang, saya juga sayang sama dia." Kata Ay Chen sambil menangis

Akhirnya Yun In dan keluarganya dapat merasakan kebahagiaan yang sempurna. Karena mereka telah mengampuni.

"Arti Yesus buat saya adalah segala-galanya, karena Dia saya ada damai sukacita, karena Dia, saya bisa hidup seperti ini didunia ini." Ungkap Yun In dengan penuh sukacita.
Sang anak yang ditinggal ibu kandungnya pun mengungkapkan isi hatinya bahwa kerinduannya adalah ingin bertemu dengan keluarga kandungnya. (Kisah ini ditayangkan pada 10 Agustus 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

sumber kesaksian:
Li Yun In
your ad here

Miskin Menjadi Kaya

Aku dibesarkan dari lingkungan keluarga yang mengalami kesulitan ekonomi. Keluargaku sering berpindah-pindah karena kondisi ekonomi yang tidak pernah membaik. Karena tidak memiliki dana, aku hanya sanggup bersekolah sampai kelas 5 SD. Kemudian di usiaku yang ke 12, aku pindah ke daerah Cikampek untuk mencari pekerjaan, tapi semuanya sia-sia. Tidak ada perusahaan yang mau memperkerjakanku karena aku hanya tamatan kelas 5 SD.
Akhirnya aku hanya menjadi tukang rokok di terminal dan menjadi kuli bangunan demi mencukupi kebutuhan hidupku. Hal itu berlangsung sangat lama, sampai pada puncak penderitaanku di tahun 1973. Ayahku meninggal dunia dan hal itu menjadi tekanan yang sangat besar buatku. Sejak saat itu sifatku berubah total. Aku menjadi seorang pemarah. Emosiku tidak dapat terkendali dengan baik, bahkan aku menjadi mudah tersinggung.
Di usiaku yang ke 14 tahun, aku pergi merantau ke Pamanukan dan bekerja di sebuah toko kelontong milik seorang berkebangsaan Cina. Satu setengah  tahun kemudian aku kembali ke Cikampek dan menjadi kondektur angkutan umum. 

Ketekunan menjalani proses hidup
Ternyata di balik segala kesusahan yang aku alami, Tuhan punya rencana yang luar biasa dalam hidupku. Pada suatu hari aku merasa kasihan pada seorang pendeta di dekat rumahku. Jemaatnya hanya sedikit, bahkan bisa dihitung dalam hitungan jari. Akhirnya, aku memutuskan untuk datang ke gereja karena ingin memenuhi tempat kosong disana. Semakin sering aku datang ke gereja, ternyata Firman Tuhan yang dibawakan selalu menyentuh hatiku dan aku terus mendapat pengajaran tentang siapa itu Yesus.
Dari saat itulah hidupku diubahkan. Aku merasakan kuasa Tuhan yang luar biasa dalam hidupku. Di tengah penderitaanku ini, Ia tetap menyertaiku dan terus menjagaiku. Buktinya, sampai saat ini aku masih dapat hidup dan bernapas. Akhirnya, 5 Maret 1978 aku menyerahkan diriku padaNya dan dibaptis serta mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan Juru Selamat dalam kehidupanku.
Setelah menerima Yesus dalam hidupku, kehidupanku mulai mengalami perubahan yang luar biasa. Ada kuasa damai sejahtera yang melingkupi kehidupanku. Perubahan yang terbesar adalah di bidang ekonomiku. Aku mengawali usahaku dengan mulai berjualan es yang kutitipkan di warung-warung kecil untuk dijual. Berkat ketekunanku di dalam Tuhan, aku berhasil memperoleh keuntungan yang cukup besar sehingga aku dapat membeli bahan mentah, yaitu kayu, dan mengolahnya menjadi barang jadi, seperti lemari dan sebagainya. Dari usaha itu aku dapat membeli sepeda motor. Kuasa Tuhan memang luar biasa dalam hidupku.
Karena kasih Tuhan sangat kurasakan dalam hidupku, aku memutuskan untuk taat datang beribadah ke gereja. Di sanalah aku menemukan pasangan hidup, tulang rusukku. Tahun 1981, aku menikah dengan Cindra Ningsih, wanita yang kukenal di gereja. Satu tahun kemudian kami dikaruniai seorang anak yang luar biasa, dan 6 tahun kemudian lahirlah anak kami yang kedua. Kami menjadikan Yesus sebagai kepala keluarga dalam kehidupan keluarga kami dan aku sangat bersyukur karena kasih Tuhan yang luar biasa mengalir dalam keluargaku.

Masa depan penuh harapan menjadi milikku
Setelah sekian lama hidupku terbelenggu kemiskinan dan menjalani kehidupan yang penuh perjuangan, aku menjadi semakin yakin bahwa kuasa Tuhan memang dahsyat dalam hidupku. Sejak aku menyerahkan hidupku bagiNya, ada banyak berkat yang kuperoleh. Setelah menikah, mertuaku memberi sejumlah uang untuk modal usaha. Dari modal tersebut, aku membeli sebuah kios kecil. Sedangkan aku masih tinggal di rumah mertuaku. Usaha pertamaku saat itu adalah menjadi pedagang makanan ringan eceran. Dari usahaku itu, aku bisa mengembalikan modal yang diberikan oleh mertuaku hanya dalam jangka waktu 1 tahun. Kemudian usahaku meningkat menjadi pedagang grosiran. Dari hasil itu aku dapat membeli sebuah mobil box tipe HIZ 1000 secara kredit selama satu tahun.
Karena kuasa Tuhan benar-benar luar biasa dalam hidupku, enam bulan kemudian aku sanggup membeli sebuah mobil box lagi, Toyota L300,  secara tunai. Tidak hanya sampai disitu, aku dapat membeli sebuah mobil box lagi dengan ukuran yang lebih besar. Kemudian, tahun 1990 aku dapat membeli rumah dan tahun 1996 aku bisa merasakan jalan - jalan ke Thailand dan Singapore. Tahun 1997 aku mendapat kesempatan untuk merasakan keindahan Hongkong, Swiss, dan Paris. Bahkan, aku dapat menyekolahkan anak pertamaku sampai meraih S1 di STIEB dan membelikannya sebuah mobil Suzuki Katana. Sedangkan anak keduaku saat ini duduk di bangku SMA di Bandung.
Berkat Tuhan juga mengalir begitu ajaib sampai saat ini. Aku sekarang telah memiliki mobil Mitsubishi Kuda dan BMW. Karena tuntunanNya dalam hidupku, aku berhasil menjadi salah seorang pengusaha makanan ringan yang sukses di wilayah Cikampek. Dan berkat kekuatanNya atasku, aku tidak menjadi orang yang sombong karena aku tahu apa yang aku miliki saat ini bukanlah milikku, tapi milikNya yang dititipkan padaku.

Melayani Tuhan
Sebagai bukti pengabdianku padaNya, aku menjadi pelayan Tuhan sebagai ketua kaum pria dan ketua sidang majelis, sebagai ketua pelayanan pengusaha untuk wilayah Subang, Karawang, dan Purwakarta, dan juga aktif terlibat dalam yayasan yang melayani di bidang hubungan masyarakat di wilayah Cikampek. Satu yang pasti di balik kesuksesanku adalah bahwa Tuhan satu-satunya kunci dari semuanya itu. (Kisah ini ditayangkan pada tanggal 16 Agustus 2010 dalam acara Solusi Life di O'Channel).

 Sumber kesaksian :
Toto Sukanto
your ad here

Monday, August 16, 2010

Kemerdekaan Membuat Kita Layani Orang

Sebentar lagi Indonesia akan memperingati Hari Kemerdekaan Negara Republik Indonesia yang ke-65. Tentunya, selama 65 tahun perjalanan bangsa ini, ada banyak tantangan dan hambatan yang telah dihadapi dan masih banyak tantangan ke depannya yang akan dihadapi.

Mungkin di kantor-kantor, di sekolah-sekolah, dan di tempat lainnya akan memperingati hari kemerdekaan ini dengan mengadakan upacara bendera. Sudah berapa lama Anda tidak mengikuti upacara ini? Apakah Anda ingat ketika protokol upacara memberitakan jalannya upacara? Apakah Anda ingat panasnya hari-hari ketika Anda mengikuti suatu upacara? Apakah Anda ingat ketika lagu-lagu kebangsaan dilantunkan?

Setiap upacara yang pernah Anda lakukan, pasti membawa suatu kesan sendiri. Mungkin Anda merasakan bahwa Anda mengakui dengan sungguh-sungguh bahwa Indonesia adalah bangsa Anda, sekalipun Anda melihat kejelekan yang ada pada bangsa kita ini. Mungkin Anda menyanyikan lagu-lagu kebangsaan itu dengan sungguh-sungguh. Anda menghayati setiap kata yang terdapat di dalamnya. Mungkin Anda mengikuti jalannya upacara dengan bangga karena Anda menjadi salah satu bagian dari bangsa ini. Memang itulah yang harus ada dalam diri kita.

Kita merupakan bangsa besar yang terdiri dari ribuan suku dan berbagai macam bahasa daerah yang membentuk kesatuan. Meskipun negara kita terdiri dari lautan dan daratan yang terpisah-pisah, tidak menyebabkan halangan bahwa kita adalah bangsa yang besar dan kaya. Yang menjadi halangan yaitu apa yang ada dalam diri pribadi setiap penduduk bangsa ini.

Jadi hal yang paling penting untuk Anda terapkan yaitu mulailah melihat hal-hal yang baik yang ada pada bangsa ini. Jika Anda melihat kejelekan, doakanlah. Bertindaklah sebagai seorang warga negara yang baik. Kemerdekaan yang sudah kita terima sejak 65 tahun itu jangan disia-siakan. Jika diadakan Pemilu (Pemilihan Umum), tentukan suara Anda. Satu suara menentukan kemajuan bangsa ini.

Pertanyaan penting lainnya adalah apakah Anda sudah merdeka secara rohani? Kemerdekaan rohani sudah di tangan bila kita mempercayai Tuhan Yesus sebagai Juru Selamat kita. 2 Kor 3:17 mengatakan,”Sebab Tuhan adalah Roh, dan dimana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.”

Setelah kemerdekaan itu kita dapatkan, baik secara jasmani maupun rohani, lantas apa yang akan kita lakukan selanjutnya? Menjalani hidup seperti biasanya? Kita adalah benih yang Tuhan taruh di dunia ini agar kita dapat bertumbuh dan berbuah lebat. Paulus mengatakan, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” (Gal 5:13)

Jadi saudara-saudara sekalian, kita bangga kita hidup dalam bangsa Indonesia yang luar biasa ini. Kita tahu bahwa Tuhan tempatkan kita di sini dengan tujuan hidup masing-masing yang Tuhan mau dalam hidup kita, agar kita dapat menjadikan nama Tuhan harum dan diakui oleh semua orang. Kita patut mengerjakan keselamatan itu melalui hal yang sederhana. Membuat orang lain mengalami kemerdekaan yang sudah Anda rasakan. Layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.
your ad here